Jumat, 29 Mei 2009

Belajar Untuk Memberi

Ada yang kadang kita lupa. Ada keinginan kuat untuk berbenah agar hati lebih khusyuk dan iman lebih kokoh, tetapi tak tahu harus melakukan apa. Kita ingin sekali mendekat kepada Tuhan agar masuk ke dalam golongan orang – orang yang diseru oleh-Nya, tetapi kita lupa bahwa ada yang seharusnya kita lakukan untuk menyirami iman yang masih gersang itu. Kita sibuk membeli baju koko dengan bahan terbaik atau busana muslimah dengan sulaman terindah, sementara ada saudara kita yang hampir – hampir tak sanggup menegakkan kepala karena rasa lapar yang mencekam, atau karena tak sanggup mencari sekeping rupiah untuk membayar sekolah anaknya.
Kita sering mengira bahwa mengimani Allah, padahal yang terjadi adalah mendustai-Nya. Kita sering mengira sedang menempuh jalan ketenangan, padahal yang sedang kita masuki adalah lorong panjang yang mengelabui. Di antara hal-hal yang membuat kita terkelabui (ghurur) adalah apa sesungguhnya merupakan kebaikan, tetapi menjadi penyebab keburukan karena kita lalai dengan yang lain.
Membaca kalimat-kalimat thayibah untuk mengagungkan asma Allah adalah kebaikan. Tetapi ketika kita hanya berhenti pada ritual, boleh jadi yang kita lakukan justru merupakan kekeliruan. Hari ini banyak orang-orang yang mencari ketenangan dengan pergi ke majelis-majelis zikir. Mereka asyik masyuk dalam lantunan doa-doa. Mereka juga hanyut dalam tangis dan airmata. Tetapi meski sama-sama meneteskan airmata itu membebaskan manusia dari siksa api neraka, sementara sebagian lagi hanya menyaksikan pengalaman ekstase. Tidak lebih.
Di antara orang-orang menumpahkan air mata itu, bahkan banyak yang tak menemukan ketenangan. Mereka menemukan keasyikan saat bersama-sama melantunkan zikir dengan suara yang bergemuruh, tetapi mereka pulang dengan tetap membawa kegelisahannya. Salah satu sebab yang membuat rasa gelisah tak kunjung sirna adalah beratnya hati untuk memberi.
Teringatlah saya kepada nasehat Nabi. Pernah Nabi Saw, bersabda, “ Perumpamaan orang yang dermawan dengan orang yang kikir adalah dua orang yang memiliki dua baju besi mulai dari bawah sampai atasnya. Adapun orang yang dermawan, maka tidak akan menafkahkan sesuatu kecuali dengan menyempurnakan kulitnya sehingga menutupi tepinya dan menghapus tapaknya,” (HR Bukhari dan Muslim).
Orang-orang yang dermawan tidak sibuk untuk mencari dengar tentang apa yang dikerjakannya. Mereka tidak ribut dengan penyebutan, karena yang ada pada mereka adalah rasa yakin dan pengharapan besar kepada Allah. Mereka telah menemukan sesuatu yang berharga bagi jiwa. Inilah intrinsic reward –peneguh hati yang muncul dari diri sendiri- setiap kali melakukan kabajikan. Salah satu sebab yang membuat rasa gelisah tak kunjung sirna adalah bertanya hati untuk memberi.
Lalu siapakah yang perlu kita beri?
Marilah kita ingat Rasulullah saw, bersabda, “ Mulailah dari orang yang menjadi tanggung-jawabmu, dan sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang dilakukan di luar kebutuhan.”
Salah seorang sahabat bertanya, “ Wahai Rasul, saya memiliki satu dinar, lalu kira-kira apa yang mesti saya lakukan?”
Beliau menjawab,” Saya masih punya satu dinar lagi.”
Nabi menjawab, “ Belanjakan untuk keluarga dan istrimu.”
Sahabat itu berkata, “ Saya masih punya satu dinar lagi.”
Rasul menjawab, “ Belanjakan di jalan Allah. Itulah sedekah yang paling rendah,” (HR Bukhari dan Muslim).
Mungkin tak banyak yang kita punya, tetapi ada yang perlu kita mulai. Kita perlu belajar untuk memberi, kepada keluarga sendiri atau pada kerabat yang membutuhkan. Abi ‘Abdillah at-Tirmidzi menjelaskan, sedekah merupakan pangkal akhlak. Kalau kita ingin melembutkan hati dan meneguhkan jiwa, kita mulai dengan memberi.
Di sekeliling kita banyak yang membutuhkan. Di sekeliling kita banyak yang sedang mencoba bergerak untuk melakukan kebaikan di jalan Alah. Lalu, apakah yang sudah kita berikan?

Jumat, 22 Mei 2009

SEKARANG, WUJUDKAN KEINGINAN ANDA


Berikut, kami tampilkan beberapa produk kami berupa Workshop, Training, dan Seminar
Pastikan Anda memilihnya

KATALOG PRODUK FTCI


KATALOG PRODUK FAHMA

silakan Anda mencari acara - acara sesuai kebutuhan Anda

Jumat, 08 Mei 2009

Spesial buat Mahasiswa


Pada tanggal 23 Mei 2009 FTCI akan mengadakan training plus
Training kewirausahaan "entrepreneur building"
dengan pembicara
RUA Zainal Fanani, MM.Prac.
Ditambah pula penawaran kerja sebagai EO dan staf research centre
Jangan Lupa, sabtu, 23 Mei 2009 jam 07.30 - 15.00
@ Rumah Ibu, (utara Monjali) Jongkang,
sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yk.
investasi hanya 30.000 rupiah lho ....
Yuk.... berbondong-bondong mengikutinya......